Denny Siregar; Apa Itu Bela Islam?

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Denny Siregar dalam satu tulisannya memberi secercah pemahaman terkait apa itu “Bela Islam”—selanjutnya akan disingkat BI. Ia merangkumnya secara apik nan singkat dengan judul Secangkir Kopi untuk Pembela Islam.

Menurut penulis yang sangat aktif memberi ulasan di laman facebook pribadinya ini, BI adalah tontonan ahlak yang bagus di depan non-muslim. Hal ini ia dasarkan dari sikap nabi Muhammad yang hadir untuk memperbaiki akhlak manusia dan dimulai dari akhlak umatnya.

“BI itu bukan menjadikan negara yang sudah disepakati bersama sejak awal berdasar Pancasila menjadi negara Islam, tetapi bagaimana mempertahankan negara dari serangan ideologi asing yang ingin menghancurkan kesatuan dengan dalih agama,” terang Denny.

BI, lanjut Denny, bukan pula semata aksi yang mempertontonkan kebanggaan terhadap agama dan golongan, melainkan bagaimana seorang muslim mampu menjadi ilmuwan yang dihargai oleh banyak orang dan karyanya bisa membantu banyak umat manusia.

“BI itu bukan dengan turun ke jalan berteriak-teriak agama telah dinistakan, wong agama diturunkan sebagai petunjuk umat manusia di bumi oleh Tuhan, lalu bagaimana bisa ternista? Yang menista sebenarnya adalah yang menganggap bahwa Tuhan mudah dinistakan,” terangnya kembali.

Baca Juga:  Catatan Dr. Iswandi Syahputra: Ahok; Masalah atau Fenomena Politik Pilkada DKI?

Secara lebih lanjut, Denny mencontohkan satu sikap yang akhir-akhir ini marak diserukan, yakni larangan untuk tidak mensalatkan jenazah yang berbeda secara pilihan politik. Baginya, itu hanyalah tontonan kebodohan belaka.

“Islam itu agung sehingga bisa memisahkan mana perkara dunia dan mana yang akhirat, mana yang materi dan mana yang non-materi,” ujar Denny.

BI juga, dalam pandangannya, bukan pula dengan sibuk menghias diri dengan pakaian yang seolah menggambarkan keimanan. Karena iman hanya diketahui melalui dalamnya ilmu dan bagaimana ia tunduk membumi dan menjadikannya berfungsi.

“Yang suka berpakaian iman adalah iblis. Iblis sangat bisa berpakaian gamis, tapi ia tidak akan pernah mampu menyembunyikan ahlaknya yang tidak humanis,” lanjut Denny.

Hemat kata, bagi Denny, BI itu ibara secangkir kopi. Ia hitam dan pahit, sebuah keburukan sempurna bagi yang tidak mampu menikmatinya secara mendalam.

Karenanya, serunya lagi, sebelum membela Islam, tanyakan dulu benarkah Anda Islam? Karena Islam itu bukan berbasiskan klaim semata. Islam adalah usaha pencapaian menuju ketundukan total kepada Tuhan dengan mengikuti petunjuk nabi-Nya.

Baca Juga:  Siapa Lebih "Receh" Di 2019?

“Islam-mu tidak perlu dibela, dirimu sendirilah yang membutuhkan pembelaan. Jadi, tidak perlu mengukur keIslamanku, teman. Karena bukan urusanmu, itu urusanku dengan Tuhan. Kamu bukan Tuhan, malaikat pun bukan. Mungkin saja, dibandingkan aku, kamu jauh lebih bajingan, hanya kamu tidak merasakan,” tambahnya.

Terkait seruan menyampaikan ayat, Denny mengingatkan bahwa sang penyampai ayat harus benar-benar memenuhi syarat. Lagi-lagi ia mencontohkan nabi sebagai “Yang Dipercaya”.

“Lebih baik seruput kopi dulu dan pastikan itu kopi sebelum kamu menyampaikannya kepadaku. Jangan-jangan itu air comberan, karena kamu meminum kopi hanya berdasarkan katanya,” tutup Denny. (ms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *