Oleh : Harun al Rasyid*
Kau anggap kami memusuhi, kau anggap kami memerangi; Padahal kau kobarkan api pengingkaran jerih payah pejuang negeri ini.
Kau anggap kami memusuhi, kau anggap kami memerangi; Tak merasakah kau kufurkan kami dan pendiri bangsa ini.
Kau anggap kami tak peduli pada korupsi, kau anggap kami tak peduli pada PKI;
Tak mengertikah engkau semua itu siapa yang tangani, dan buta sejarahkah engkau siapa mengganyang PKI dan pengkhianat NKRI.
Kau anggap kami tak peduli pada separatis timur negeri, kau anggap kami sok NKRI sendiri; Tak tahukah engkau negara dan TNI membenahi, dan kemanakah engkau saat mengumbar ilusi khilafah itu mencaci-maki lambang negeri.
Kau anggap kami keras pada saudara seiman, dengan non-muslim mesra berteman; Tidak sadarkah engkau negeri ini milik kita bagai rumah dan taman, permusuhan hanya pada mereka yang ingin meruntuhkan bangunan.
Kau anggap pengusung ilusi tak masalah sambil mencaci, kau anggap mereka memiliki hak hakiki; Tak pernah sekolah kah engkau bahwa negeri ini adalah kesepakatan perjanjian yang harus ditepati, dan apakah hanya hak yang diminta padahal kewajiban tak pernah dijalankan oleh pengusung khilafah ilusi.
Kau jual Nabi untuk mengelabui, kau jual syari’at untuk ambisi; Padahal negeri ini sudah dikaji oleh para ulama pejuang pendiri, sebagai penjabaran nilai syari’ah yang ditetapkan ilahi.
(Ketua PW GP Ansor Kalimantan Selatan)