Oleh: Saud Marganda Tampubolon*
Keberhasilan masyarakat Riau dalam membangun iklim demokrasi yang teduh dan sejuk sudah teruji. Hal itu dapat dilihat dari suksesnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2015 dan 2017.
Dari 12 kabupaten/kota yang sudah menyelenggarakan Pilkada di rentang periode sebelumnya, secara menyeluruh dapat dikategorikan berhasil meskipun ada beberapa hal yang harus dievaluasi.
Merujuk pada kontestasi Pilkada sebelumnya, Pilkada serentak jilid III tahun 2018, yakni pemilihan Gubernur Riau, disinyalir bakal seru dan terjadi pertarungan sengit di antara kandidat yang akan maju.
Pergerakan beberapa bakal calon (balon) akhir-akhir ini semakin masif dengan semakin intensnya balon Gubernur turun menemui masyarakat. Hal ini gencar dilakukan sebagai bentuk upaya masing-masing calon untuk memperbaiki elektabilitas dan popularitas pada setiap survei menjelang Pilkada.
Seperti diketahui, pada demokrasi dewasa ini, trend hasil survei menjadi rujukan utama bagi setiap Partai Politik dalam memberikan dukungan terhadap para kandidat Pilkada.
Menilik dari beberapa nama yang muncul, tentu sosok incumbent Arsyadjuliandi Racham menjadi penantang terkuat. Diuntungkan dengan posisi sebagai Ketua DPD 1 Golkar Riau, Andi Rachman (sapaan akrab) berpotensi sangat berpeluang memenangkan Pemilihan Gubernur Riau 2018 mengingat dominasi golkar yang belum terkalahkan pada beberapa edisi Pilkada sebelumnya.
Pesimisme di awal transisi kekuasaan ditandai pembangunan Riau yang terkesan lambat. Namun, secara perlahan, simpati masyarakat mulai pulih terhadap kepemimpinan gubernur.
Kepiawaian Andi Rachman menjaga keseimbangan politik Riau pasca diangkat sebagai Plt. Gubernur hingga ditetapkan menjadi Defenitif oleh Mendagri beberapa waktu lalu menjadi modal kepemimpinan yang bagus untuk bertarung di periode kedua.
Politisi nasional asal Riau, seperti Lukman Edi, Jhon Erijal, Instiawaty Ayus dan Rusli Effendi, juga tak luput dari pemberitaan terkait hasrat maju berkandidat. Merunut rekam jejak karir politik dan jaringan di kancah nasional, merupakan indikator yang patut diperhitungkan bagi setiap lawan untuk tampil berkontestasi di Pilkada mendatang.
Selain itu, beberapa nama mantan dan atau kepala daerah (bupati) aktif, juga sudah mulai secara terang maupun yang masih malu-malu kucing menyatakan sikap turut ambil bagian.
Syamsuar, H. Haris, Yopi Arianto, Sukarmis, Jefri Noer, dan Ahmad merupakan penantang serius mengingat masing-masing sosok ini memiliki basis dukungan massa kuat dari daerahnya.
Banyaknya pilihan tokoh tentu menjadi berkah tersendiri. Setidaknya krisis kepercayaan rakyat terhadap pemimpin Riau yang dikenal buruk dengan rentetan kasus pemimpin-pemimpin Riau yang berakhir di balik jeruji besi akibat skandal kasus korupsi segera di akhiri.
Secara umum, keseluruhan calon diharapkan dapat menghasilkan kombinasi dari setiap kandidat dalam rangka meramu sosok pemimpin ideal pilihan rakyat.
*Penulis adalah Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Bidang Sosial Politik Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI)