Cerdas di Dunia Maya

Oleh Muhammad Ruslailang

Menjadi cerdas atau bodoh di dunia maya sebenarnya hanyalah pilihan mudah. Di internet, dengan kepesatan alur informasi yang demikian tinggi, kita bisa meraup berbagai informasi. Tulisan ini sekadar menghamparkan sejumput solusi bagaimana Anda bisa menjadi cerdas di dunia maya.

Melalui internet [bil khusus social media], peluang anda untuk menjadi bodoh dan pintar sama besarnya, 50-50. Otak anda bisa makin tumpul kalau setiap hari diasupi dengan beragam link berita atau status yang hanya berisikan hujatan, serangan atau celaan ke golongan tertentu. Nyinyir dan sok merasa lebih cerdas dan mampu mengatasi masalah – walaupun hanya sekadar di status socmed, semua orang sepertinya bisa melakukannya.

Terlalu mudah. Semudah anda juga akan dicap “haters” atau “bigot” karena terus-terusan bertingkah seperti anak kecil yang berbekal informasi copas sekadarnya sudah berani cuap-cuap gak karuan tentang hal-hal kenegaraan dan ketuhanan sambil menyerang pihak seberang. Itu kalau anda memilih untuk memanfaatkan peluang pertama.

Baca Juga:  Sharing Knowledge dari Pak Ginanjar Kartasasmita

Nah peluang kedua, anda bisa berada di sisi sebelahnya. Menjadi pemakai internet yang positif. Daripada ikut-ikutan menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, Anda bisa menjadi pembelajar yang kritis. Lakukanlah riset mudah dengan berselancar di dunia maya. Bukankah perintah agama, juga petuah bijak dari kearifan tradisional yang kita anut, meniscayakan keharusan untuk menggali lebih banyak informasi sebelum mengunyahnya menjadi keyakinan?

Selain milyaran artikel penambah pengetahuan, semisal know-how atau motivasi [agama, self-help, popular science], juga bertebaran jutaan buku digital [ebook] yang bisa anda akses dengan gratis. Menurut Wikipedia, ada sekitar 6,000,000 ebook yang sudah diaplod ke berbagai website penyedia layanan ebook. Sebahagian besar adalah gratisan, termasuk yang disediakan googlebooks di mesin pencarinya.

Bagi anda penyuka novel atau sastra, ada sekitar 21% ebook yang disajikan adalah genre fiksi. Tentu saja yang lebih banyak masih ebook jenis non-fiksi, terutama buku-buku ilmiah populer; komputer, sejarah, sains, agama, budaya, dan sebagainya. Anda penyuka penulis besar seperti Pramoedya Ananta Toer, Rendra, ES Ito, hingga Gabriel Garcia Marquez dan Haruki Murakami? Buku-buku karya mereka bisa dinikmati hanya dengan sekali klik.

Baca Juga:  Berselancar Sripanggung Kontroversi

Di salah satu web, karya Pramoedya dari Arus Balik, Tetralogi Pulau Buru, Gadis Pantai hingga beberapa kumpulan Cerpen Cerita Dari Blora tersedia dan bisa diunduh gratis.

Wikipedia mencatat bahwa 42% dari ebook yang tersedia di internet itu tergolong non-fiksi, sebahagian besar mungkin buku serius untuk menambah pengetahuan Anda. Semacam perpustakaan besar untuk Anda meraup sebanyak mungkin pengetahuan. Anda bisa jadi sarjana, tanpa perlu memasuki jenjang formal kependidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *